topmetro.news – GTPP (Gugus Tugas Percepatan Penanganan) Covid-19 Sumut, terus melakukan sosialisasi ke masyarakat menyangkut wabah vurus tersebut. Salah satunya, kata New Normal (normal baru) dimasa pandemi Covid-19, sering kali dipahami sebagai kembali kepada kebiasaan lama. Lantaran diartikan seperti itu, banyak masyarakat yang menganggap hal itu dimaksudkan, sebagai masa kembali normal sebelum masa pandemi, sehingga langkah menjaga diri dari Covid-19 menjadi kendur. Untuk itu, GTPP Covid-19 Sumut, mengganti istilah New Normal itu menjadi AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru).
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara GTPP Sumut, Whiko Irwan saat memberikan keterangan pers secara virtual di media centre GTPP Covid-19 Sumut, Lantai 6 Kantor Gubernur Jalan Diponegoro Medan, Senin (13/7/2020).
New normal adalah langkah atau kebijakan yang dipilih pemerintah, agar masyarakat dapat melakukan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan agama dengan aman. Namun, tetap wajib menjalankan protokol kesehatan. New normal atau adaptasi kebiasaan baru berarti kebiasaan baru, dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19, dalam berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari.
“Menggunakan masker, jadikanlah jaga jarak 1-2 meter dan cuci tangan dengan sabun serta air mengalir, sehingga menjadi kebiasaan baru kita. Ini semua hal-hal kecil dan mudah kita lakukan. Namun, memiliki dampak yang besar dalam memutus rantai penularan Covid-19. Inilah adaptasi kebiasaan baru yang diharapkan, pemerintah kepada masyarakat pada saat pandemi corona ini,” kata Whiko.
GTPP Covid-19 Sumut Mengapresiasi Masyarakat Melaksanakan Protokol Kesehatan
Whiko juga mengakui bahwa, banyak masyarakat yang telah melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin. Untuk itu, GTPP Covid-19 Sumut mengapresiasi masyarakat, yang telah melaksanakan protokol kesehatan. Namun, untuk memutus rantai penularan memerlukan peran seluruh masyarakat tanpa kecuali.
“Memang tidak sedikit masyarakat, instansi dan pelaku usaha yang telah berdisiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19, dalam kegiatan aktifitas sehari-hari. Untuk itu, GTPP Covid-19 Sumut mengucapkan banyak terima kasih,” ujar Whiko.
Whiko berpesan, agar orang-orang muda senantiasa memakai masker dan menjalankan protokol kesehatan lainnya. Lantaran memiliki imun yang kuat, orang muda mungkin tidak memiliki gejala Covid-19. Untuk itu orang muda harus juga memikirkan orang yang rentan terpapar.
“Kita sebagai orang-orang muda yang kuat, produktif, memiliki imunitas yang kuat. Kita mungkin tidak akan sakit akibat covid. Tetapi janganlah kita menjadi carrier atau pengidap covid, yang tanpa gejala menularkannya kepada orang-orang disekitar kita,” ujar Whiko.
Baca Juga : GTPP Covid-19 Sumut Ingatkan Masyarakat Pahami Dengan Kata New Normal
Sekali terdeteksi positif Covid-19, keluarga dan diri sendiri akan diisolasi baik mandiri, maupun rumah sakit. “Dengan isolasi, berarti kita tidak bisa bekerja di kantor maupun tempat kerja kita di luar rumah. Penghasilan menurun dan beban keluarga menjadi meningkat. Kita akan diisolasi sampai dinyatakan sembuh dengan bukti swab PCR negatif 2 kali berturut-turut,” ujar Whiko.
Selain itu, Whiko juga menyampaikan kabar baik bahwa laboratorium PCR RSUD Deli Serdang, telah dibuka dan beroperasional. Pembukaan lab tersebut sangat membantu pemerintah provinsi dan kabupaten, dalam melakukan deteksi Covid-19 di masyarakat.
“Sehingga penderita covid tadi dapat segera diisolasi dan dipisahkan dari masyarakat, untuk memutus rantai penularannya. Dan angka covid yang kita dapatkan, akan menjadi bahan masukan dalam evaluasi dan tindak lanjut kebijakan pemerintah daerah ke depan,” kata Whiko.(TMN-ERRISJN)
